Rabu, 28 Januari 2015

Proses Pemindahan Pola Batik ke Atas Kain

Proses pembuatan batik seperti yang kita ketahui merupakan sebuah kesenian yang membuat hasil akhir dari proses tersebut menjadi sangat unik. Batik telah menjadi bukan saja sebuah produk tekstil yang dipakai sebagai pemenuhan kebutuhan sandang oleh manusia tetapi juga merupakan sebuah bentuk kesenian yang memiliki nilai seni tinggi yang dapat ditemui dalam setiap garisan motif baju batik yang ada di atas permukaan kain batik tersebut. Untuk dapat melukiskan motif batik tersebut ke atas permukaan kain dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara ini dilakukan oleh para seniman dan para pembuat baju batik agar motif yang mereka gambarkan di atas permukaan kain tersebut dapat dibuat dengan baik dan juga dapat mendapatkan letak yang baik dan pas di atas permukaan kain tersebut. Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh seorang pembatik adalah dengan menggambarkan pola batik dengan menggunakan bantuan mal. Cara ini dilakukan oleh seniman batik dengan cara menggambar motif pada kertas gambar yang memiliki ukuran yang sama dengan kain yang akan dipakai menjadi kain batik. pada kertas gambar tersebut oleh para pembuat motif batik akan diberikan garis tepi dengan ukuran kurang lebih 3 sentimeter. Pemberian garis pinggir ini adalah dengan maksud agar motif batik yang akan digambar tidak sampai pada bagian pinggir kertas. Setelah kertas gambar tersebut memiliki motif maka kain mori yang akan dijadikan kain batik itu akan diletakkan di atasnya, dan untuk menjaga agar kain dan juga kertas yang dipakai ini tidak akan bergeser maka pada umumnya para pembuat motif batik ini akan menggunakan bantuan jarum sehingga kain dan kertas menjadi lengket dan tidak tergeser ketika proses memindahkan motif ini dilakukan. Selanjutnya pola akan digambarkan dengan menggunakan pensil. Teknik ini biasa dipakai oleh para pembuat batik ketika mereka membuat motif batik non geometris seperti motif batik semen, motif batik lung-lungan, motif batik buketan, modang dan juga motif batik sido mukti.

Sabtu, 17 Januari 2015

Kelompok Daerah Batik Bantul

Bantul memiliki beberapa lokasi yang telah dikenal secara luas sebagai penghasil batik dengan motif yang khas Bantul. Beberapa daerah tersebut dapat kita temui tersebar di berbagai pelosok Bantul. Setiap daerah pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian tertentu berdasarkan bentuk motif baju batik yang menjadi motif khas yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Daerah penghasil batik tersebut dapat di kategori kan ke dalam beberapa daerah. Daerah yang pertama adalah daerah yang menghasilkan batik dengan pola batik yang asli Keraton. Para pembuat batik yang ada di daerah ini pada merupakan para pembatik yang dalam membuat batik yang mereka hasilkan mengikuti dan mempelajari keterampilan membuat batik putri dan para abdi dalem yang ada di keraton. Pembatik yang ada di daerah ini juga membuat berbagai macam modifikasi dari motif batik keraton tersebut sehingga menjadi ciri tersendiri untuk batik buatan mereka. Seiring dengan perkembangan perdagangan, batik di daerah ini juga mendapatkan pengaruh dari daerah lain untuk berbagai macam motif yang mereka buat. Daerah Bantul yang masuk dalam kategori ini adalah Desa Wukirsari, kemudian dapat juga kita temui di desa Girirejo dan Giriloyo di daerah Wonogiri.
Kategori yang kedua dalam daerah pembuat motif batik Bantul adalah daerah yang menghasilkan batik dengan motif batik kidulan. Motif batik ini mendapatkan namanya karena motif batik yang dihasilkan adalah motif batik yang menjadi ciri daerah Selatan. Motif yang dihasilkan oleh pembuat batik dari daerah ini adalah motif batik yang merupakan motif yang digabungkan antara motif batik petani dengan dengan motif batik yang disebut Saudagaran yang merupakan motif batik yang diperkenalkan oleh pedagang dari luar yang masuk ke Bantul.